5 - Coral reef social–ecological systems under pressure in Southern Sulawesi
Abstract Ecological and social processes of the Spermonde Archipelago, South Sulawesi, Indonesia, have been intensively studied during the Science for the Protection of Indonesian Coastal Ecosystems (SPICE) program. The archipelago is of specific interest to better understand how intensive exploitation of marine resources results in the degradation of reef systems. The projects specifically targeted (1) ecological processes in coral reefs, (2) genetic structure of populations, and (3) social–ecological dynamics relating to resource use, social networks, and governance structures. A modeling component emphasized (4) the integration of different ecological, social, and environmental components. Results indicated that reef resources in the Spermonde Archipelago are intensively exploited and further stressed by pollution effluents from hinterland processes. The lack of alternative livelihoods perpetuates dependencies within the patron–client system of the artisanal fisheries and supports high exploitation and also destructive resource uses. Greater inclusion of local stakeholders in the governance may result in better conservation practices, sustainable resource use, and improved livelihoods for the people. Abstrak Selama proyek SPICE, aspek ekologis dan sosial di perairan Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan, Indonesia, dipelajari secara intensif. Kepulauan dan perairan ini mengundang banyak perhatian untuk lebih memahami bagaimana tingkat pemanfaatan sumber daya laut yang intensif berakibat pada degradasi sistem terumbu karang. Kerangka kerja proyek penelitian SPICE, secara khusus, menargetkan kajian-kajian mengenai (a) proses ekologis dalam sistem terumbu karang, (b) struktur genetik populasi untuk menentukan konektifitasnya, dan (c) dinamika sosial-ekologi yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya, jejaring sosial dan struktur tata kelola. Komponen pemodelan juga dimasukkan kedalam kajian mengenai (d) integrasi berbagai komponen ekologi, sosial dan lingkungan dalam karakterisasi sistem sosial-ekologis. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber daya terumbu karang di Kepulauan Spermonde sangat tereksploitasi dan terancam juga oleh limbah polusi dari proses di daratan. Kurangnya mata pencaharian alternatif memperkuat ketergantungan para nelayan tradisional pada sistem patron-klien dan meningkatkan penggunaan sumber daya yang tidak berkelanjutan dan merusak. Keikutsertaan pemangku kepentingan lokal yang lebih erat dalam tata kelola sumber daya alam Kepulauan Spermonde sangat memungkinkan hasil praktik konservasi yang lebih baik, penggunaan sumber daya berkelanjutan, dan peningkatan mata pencaharian bagi masyarakat.
Helmholtz Research Programs > CHANGING EARTH (2021-2027) > PT6:Marine and Polar Life: Sustaining Biodiversity, Biotic Interactions, Biogeochemical Functions > ST6.4: Use and misuse of the ocean: Consequences for marine ecosystems
South China And Eastern Archipelagic Seas > Selat Makasar